Empat Kunci Keunggulan Amal Usaha Muhammadiyah
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan supaya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk memiliki empat kunci untuk menciptakan budaya perusahaan supaya AUM bisa tetap bisa bersaing dan berkeunggulan di antara yang lain.

Read More...

Empat Kunci Keunggulan Amal Usaha Muhammadiyah

Di tengah zaman yang terus bergerak dinamis, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan supaya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk memiliki empat kunci untuk menciptakan budaya perusahaan supaya AUM bisa tetap bisa bersaing dan berkeunggulan di antara yang lain.

Pada (28/12) di acara Rapat Akhir Tahun dan Pengukuhan Direksi Suara Muhammadiyah/PT. Syarikat Cahaya Media (SCM), Haedar menegaskan bahwa sebuah AUM harus melekat pada sistem, bukan melekat pada orang/ketokohan.

Dihadapan para direksi baru PT. SCM, Haedar menyampaikan empat hal yang harus dimiliki oleh AUM supaya berkeunggulan dan mampu bersaing dengan yang lain. Empat kunci tersebut untuk menciptakan keunggulan, melalui pintu penguatan corporate culture atau budaya perusahaan yang dipahami sebagai nilai yang dianut untuk menjalankan perusahaannya.

Kunci pertama adalah value atau nilai, sebagai sesuatu yang berharga dalam AUM. Nilai tersebut adalah nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan, sebagai nilai yang mendasar wajib dimiliki. Haedar menegaskan, bahwa nilai ini harus dimiliki oleh semua sivitas  mulai dari pimpinan sampai karyawan.

“Karena bekerja di AUM harus memahami nilai-nilai Islam dan nilai-nilai Kemuhammadiyahan sebagai dasar berada di Amal Usaha ini,” tuturnya.

Nilai-nilai tersebut harus dipraktekkan dalam bentuk aksi nyata, sehingga keberadaan AUM menjadi representasi dari Islam Rahmatan lil Alamin. Kunci kedua adalah disiplin dan etos kerja yang disiplin, artinya seluruh sivitas  AUM harus menjaga performa diri selama masa kerja. Tidak boleh loyo, sivitas  AUM tidak boleh menempatkan diri sebagai bagian dari generasi rebahan.

“Bahkan juga harus disiplin, dan disiplin tidak boleh ditanamkan karena atasan. Kita harus menanamkan disiplin sebagai kenyamanan bagi kita. Karena yang paling susah adalah menaklukan diri kita,” imbuhnya.

Sebagai sivitas  AUM, ucap Haedar, tidak boleh menjadi yang biasa-biasa saja, sebab jika mental tersebut yang ditanamkan pada diri tidak memberikan efek berkemajuan pada AUM. Menurutnya, jika sivitas  AUM menjaga dan terus meningkatkan performa kerja maka keunggulan yang dimiliki AUM juga akan kembali dalam bentuk kesejahteraan pada sivitas  AUM tersebut.

Kunci ketiga adalah etos ilmu, AUM dalam menentukan kebijakan dan langkah kedepan harus berdasarkan ilmu. Berkaca dari sejarah kemajuan Muhammadiyah, kata Haedar disebabkan adanya etos atau budaya ilmu yang diwujudkan melalui semangat membaca pada anggota, kader, terlebih pimpinannya.

Kunci keempat adalah profesionalitas, dalam menghadapi era baru kedepan harus dihadapi dengan profesionalitas. Di tengah kemajuan Teknologi Informasi (TI) yang begitu cepat, sivitas  AUM harus terus menempa diri menjadi insan yang profesional, profesionalitas yang dibangun akan menguatkan jati diri sebuah AUM.

Sumber: https://muhammadiyah.or.id/empat-kunci-keunggulan-amal-usaha-muhammadiyah/

Managed & Maintenanced by ArtonLabs