Ratusan mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dari seluruh penjuru negeri akan berkolaborasi pada pertunjukan seni tari bertajuk Raditya Mencerahkan Semesta yang turut memeriahkan pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke 48 yang hanya tinggal hitungan hari. Pertunjukan tersebut dijadwalkan akan digelar pada Sabtu pagi 19 November 2022 mendatang tepatnya di Stadion Manahan Solo.
Wahyu Novianto, Sutradara pertunjukan tari untuk pembukaan Muktamar menerangkan, pertunjukan tari tersebut akan diikuti oleh 300 penari dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang berjumlah 200 mahasiswa serta akan menyusul penari lainya dari PTM seluruh Indonesia.
“Mulai dari Sumatra, Makassar, Kalimantan, Papua, Maluku, Bali, Nusa Tenggara dan Jawa serta dibantu beberapa koreografer dan dosen ISI Surakarta,” ungkap Wahyu.
Lebih lanjut, Wahyu menerangkan bahwa pada pertunjukan tersebut tidak hanya menampilkan pertunjukan seni tari tetapi juga menampilkan pertunjukan koreografi yang memukau.
“Nanti di akhir pementasan akan menghadirkan instalasi matahari yang bersinar dari kain-kain yang akan kita hadirkan,” ungkap Wahyu saat ditemui di sela sesi latihan bersama pada Senin (19/9) di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS.
Lebih lanjut mengenai persiapan, Wahyu Novianto menjelaskan bahwa untuk saat ini persiapan untuk pertunjukan telah mencapai 60 persen. Hingga saat ini, para penari sudah melakukan 10 kali latihan dari total 30 kali latihan yang dijadwalkan.
“Untuk proses bersama kita jadwalkan 30 kali latihan antara mahasiswa ISI Surakarta dan UMS. Untuk 19 kali berikutnya latihan dengan PTM se Indonesia,” ungkap Wahyu.
Sementara itu secara terpisah, peserta asal Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) dengan bermodalkan video yang dikirim dari tim ISI Surakarta, secara sungguh – sungguh berlatih mempersiapkan tarian khas Sulawesi Selatan yang akan mewakilkan daerah mereka pada pertunjukan Raditya Mencerahkan Semesta mendatang.
“Dari kami, kami sudah total latihan. Kami selektif memilih penari,” ungkap Nurul Inayah selaku pelatih tim tari sekaligus dosen Pendidikan Seni Rupa Unismuh.
Nurul menjelaskan tarian khas Sulawesi Selatan akan ikut dilibatkan dalam pertunjukan sebagai representasi wilayah Sulsel yang berdekatan dengan laut.
“Menurut pihak ISI, konsep gerakanya itu terinspirasi dari dari daerah Sulsel sebagai wilayah maritim. Setiap perwakilan daerah akan ada khas gerakan daerahnya,” ungkap Nurul.