Pesan Haedar ke IMM dalam Gelaran Tanwir XXX IMM: “IMM Harus Punya Watak Intelektual Sekaligus Ulil Albab”
Sebagai kelompok muda terpelajar, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir wajib menjadi kaum intelektual yang bersifat Ulil Albab.

Read More...

Pesan Haedar ke IMM dalam Gelaran Tanwir XXX IMM: “IMM Harus Punya Watak Intelektual Sekaligus Ulil Albab”

Di tengah kehidupan modern yang penuh dinamika, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah berpesan agar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) terus memperbarui orientasi nilai Keislaman yang berkemajuan dan progresif. Dalam pembukaan Tanwir XXX DPP IMM, Sabtu (3/7).

Sebagai kelompok muda terpelajar, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir wajib menjadi kaum intelektual yang bersifat Ulil Albab.

“IMM harus punya pondasi dan orientasi intelektualisme. Ini mutlak 100 persen dan tidak bisa ditawar. Melekatkan mahasiswa dalam identitas dan organisasi ini mau tidak mau biarpun mahasiswa itu adalah sosok pembelajar yang belum tuntas, tetapi itu adalah embrio dari lahirnya intelektual, intelegensia atau sosok dan komunitas ulil albab yang akan menjadi pilar kemajuan Muhammadiyah, umat, bangsa, dan kemanusiaan global,” katanya dalam Tanwir XXX IMM, Sabtu (3/7).

Spesialisasi dalam bidang keilmuan apapun menurut Haedar harus mendalam. Meminjam istilah Al Jurjani, IMM dipesankan Haedar menjadi sosok yang mampu mengungkap antara fenomena dan realitas, antara yang batin dan zahir.
“Di tengah pandemi ini kita baru tahu dan bisa jadi tolok ukur bagaimana orang berilmu dan tidak berilmu. Bahkan yang berilmu pun itu tidak selalu ilmunya menghasilkan hikmah. Padahal di Alquran disebut bahwa orang tidak cukup diberi ilmu, harus naik tingkat lagi diberi ilmu dan hikmah,” kata Haedar.

“Berpikir mendalam, luas, multi perspektif. Kalau istilah mas Amin Abdullah itu berpikir interkoneksi. Itu harus menjadi santapan sarapan sehari-hari,” jelasnya.

Kiai Dahlan menurut Haedar adalah contoh ideal orang yang intelek sekaligus ulil albab. Kiai Dahlan menimba ilmu dari semua golongan iman dan kelompok secara objektif, termasuk dari mereka yang tak sepaham.

“Kata Buya Syafii Ma’arif hatta dari mereka yang ateis sekalipun. Untuk tahu kenapa mereka menjadi ateis dan alam pikir ateis bagi kepentingan dakwah. Dalam Bahasa lain IMM dan kader Muhammadiyah jangan jadi kader yang miopic. Seperti katak dalam tempurung. Belajarlah Islam, belajarlah ilmu-ilmu berbagai aspek,” pesannya.

“Nah orang yang berilmu dan hikmah itulah ulil albab, itulah Ar Rasikhuna Fil Ilm tapi harus dimulai dari alfabetanya kita belajar ilmu. Generasi kalian yang akan memimpin Muhammadiyah ‘Aisyiyah jauh lebih kompleks lebih dinamis kehidupannya,” kata Haedar.
“Jangan pernah cukup menjadi pimpinan IMM lalu berhenti belajar, berhenti membaca. Bahkan setiap hari sisihkan waktu untuk belajar, menulis, mengkaji. Kurangi media sosial yang hanya menciptakan kita menjadi sosok-sosok yang lagha, yang sia-sia, memproduksi hal-hal yang membuat kita makin bodoh, bukan tambah cerdas dan tambah berilmu,” tutupnya.

Sumber: https://muhammadiyah.or.id/haedar-imm-harus-punya-watak-intelektual-sekaligus-ulil-albab/

Managed & Maintenanced by ArtonLabs