Memberikan Pelayanan di Amal Usaha Muhammadiyah Tidak Boleh Tegang, Harus Gembira
Sesuai dengan falsafah awal Muhammadiyah didirikan, maka Ketua PP Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman meminta bagi seluruh warga termasuk pimpinan dalam bermuhammadiyah supaya tidak tegang, tapi harus bergembira.

Read More...

Memberikan Pelayanan di Amal Usaha Muhammadiyah Tidak Boleh Tegang, Harus Gembira

Sesuai dengan falsafah awal Muhammadiyah didirikan, maka Ketua PP Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman meminta bagi seluruh warga termasuk pimpinan dalam bermuhammadiyah supaya tidak tegang, tapi harus bergembira.

Hal itu disampaikan oleh Dokter Spesialis Saraf RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta ini pada, Kamis (15/12) di acara Hari Bermuhammadiyah sekaligus Launching Logo 1 Abad RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, di Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Bermuhammadiyah dengan gembira, imbuh dr. Agus juga bagian dari perintah menjalankan ajaran Islam. Sebagaimana perintah dari Rasulullah Muhammad SAW yang meminta kepada umatnya untuk selalu bergembira setiap bertemu dengan orang.

“Kalau bermuhammadiyah harus bergembira, kalau kita itu berislam tidak semakin sehat, tidak semakin gembira, jangan-jangan cara pandangan kita terhadap Islamnya salah. Rasul saja pesannya kalau ketemu orang suruh gembira,” Ucapnya.

Falsafah bergembira dalam bermuhammadiyah dan berislam ini juga harus dijalankan ketika memberikan pelayanan di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), lebih-lebih AUM bidang kesehatan. Pelayanan ini harus dibungkus dengan nilai-nilai Islam.

Menyinggung hari bermuhammadiyah yang sudah banyak diselenggarakan di banyak tempat, termasuk yang diadakan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta ini maka sudah selayaknya bagi peserta yang hadir mengikuti hari bermuhammadiyah harus gembira.

Sementara itu, kepada civitas hospitalia rumah-rumah sakit Muhammadiyah, dr. Agus mengajak kembali mengingat peran dan gagasan visioner yang dikemukakan oleh KH. Sudja’, tokoh Muhammadiyah awal yang menginisiasi lahirnya pelayanan kesehatan oleh Muhammadiyah.

Semangat yang harus diteladani dari KH. Sudja’ dalam pelayanan kesehatan, menurut dr. Agus setidaknya ada lima prinsip yang meliputi prinsip pro dhuafa’, welas asih atau prinsip kasih sayang, prinsip berkeunggulan, prinsip pelayanan inklusif, dan prinsip islami.

“Semuanya itu dibingkai oleh nilai-nilai Islam, itulah khas pelayanan kesehatan Muhammadiyah. Dan ini yang harus kita teruskan,” imbuhnya.

Melanjutkan amanat Muktamar 47 dan 48, pelayanan kesehatan Muhammadiyah harus berkembang ke daerah-daerah 3T. Saat ini Muhammadiyah sedang mengusahakan berdirinya rumah sakit di Merauke.

Namun demikian amanat tersebut bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan menurut dr. Agus adalah sulitnya mencari sumber daya manusia yang siap menjalankan rumah-rumah sakit Muhammadiyah ketika lahan dan fisik bangunannya sudah ada.

Sumber: https://muhammadiyah.or.id/memberikan-pelayanan-di-amal-usaha-muhammadiyah-tidak-boleh-tegang-harus-gembira/

Managed & Maintenanced by ArtonLabs