Muhammadiyah Berupaya Menerjemahkan Inti Ajaran Islam
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas juga sebagai wujud dari alam pikiran Muhammadiyah yang berupaya senantiasa menerjemahkan inti ajaran Islam.

Read More...

Muhammadiyah Berupaya Menerjemahkan Inti Ajaran Islam

Kesuksesan Muhammadiyah menampilkan setiap gelaran Muktamar sebagai suksesi kepemimpinan tertinggi yang mandiri finansial dan bersih dari intrik politik, sejatinya adalah kesinambungan dari tradisi yang dirawat sejak Muhammadiyah berdiri.

Dalam wawancara pada Kamis (22/12), tradisi hidup di Persyarikatan ini kata Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas juga sebagai wujud dari alam pikiran Muhammadiyah yang berupaya senantiasa menerjemahkan inti ajaran Islam.

“Itu penegasan bahwa Muhammadiyah sebagai salah satu elemen bangsa dan negara yang dirintis sejak awal, sudah dalam setting pemikiran keagamaan yang mengintegrasikan kepentingan agama Islam sebagai agama kemanusiaan universal yang sangat menegakkan keadilan. Baik itu keadilan politik, keadilan hukum, keadilan ekonomi dengan nilai-nilai dan kepentingan-kepentingan kebangsaan.
Itu doktrin Islam itu begitu,” ujarnya.

Konsekuensi dari hal ini menurutnya adalah keniscayaan untuk mengamalkan alam pikiran itu dalam praktek di kehidupan nyata.

“Nah Muhammadiyah sudah memberi contoh melalui berbagai Muktamar yang itu no money dari luar. Hampir semuanya itu biaya sendiri. Karena kita punya standar yang dinormakan bahwa kepemimpinan di Muhammadiyah itu adalah kepemimpinan berdasarkan kualitas, seleksi kepemimpinan yang jujur. Jujur itu artinya menjalankan iman secara benar, termasuk iman dalam organisasi yang disebut dengan tauhid sosial,” jelas Busyro.

Keunggulan ini kata dia juga didukung oleh sistem organisasi yang demokratis dan tumbuh dari bawah (bottom-up).

“Jadi yang dipilih (jadi pimpinan Muhammadiyah) adalah orang yang sudah terbiasa, terbukti melakukan etos amaliyah ihsaniyah dan insaniyah. Misalnya melakukan penggalangan masyarakat untuk melakukan kebajikan lahir batin. Itu yang dipilih,” ungkapnya.

Kemapanan tradisi untuk menerjemahkan inti ajaran Islam ini, kata Busyro menjadi semacam identitas untuk menjaga setiap gelaran politik di Muhammadiyah.

“Nah dengan cara seperti itu, Muhammadiyah itu mau dibilang apa saja sebagai organisasi keagamaan, organisasi sosial, politik, pendidikan, dan organisasi percontohan. Dan cara-cara selama ini aman-aman saja. Tidak ada ‘Muhammadiyah Perjuangan’, tidak ada ‘Muktamar Tandingan’. Sama sekali nggak ada. Alhamdulillah itu karena kita menyelenggarakan amanah Allah dan kekuatan masyarakat. Kekuatan yang diperoleh Muhammadiyah dengan cara seperti itu, adalah kekuatan yang secara internal bisa mengatasi diri sendiri,” tegasnya.

Sumber: https://muhammadiyah.or.id/muhammadiyah-berupaya-menerjemahkan-inti-ajaran-islam/

Managed & Maintenanced by ArtonLabs